Pada tanggal 27 September 2019 di Gedung Rinjani, Taman Budaya Samarinda, Kalimantan Timur, Naoto Yamagishi menampilkan sebuah karya yang mengeksplorasi perkusi dan mengajak penonton memikirkan ulang bagaimana seperangkat drum dimainkan.
Dalam praktiknya, Naoto mengolah kemungkinan suara yang dihasilkan oleh drum dengan teori dasar fisika mengenai suara: bunyi dihasilkan melalui getaran yang merambat. Alih-alih membuat getaran tersebut dengan membenturkan stik pada selaput sebagaimana lazimnya, Naoto menggesek cymbal pada permukaan snare untuk menghasilkan bunyi yang hampir tidak pernah terdengar dari sebuah perangkat drum. Selain menggesek, suara juga diproduksi Naoto dengan meniup bagian selaput senar sehingga menghasilkan dengungan yang memenuhi segala penjuru ruangan.
On September 27, 2019 at the Rinjani Building, Samarinda Cultural Park, East Kalimantan, Naoto Yamagishi presented a work exploring percussion and invited the audience to rethink how a set of drums was played.
In practice, Naoto processes the possibility of sound produced by drums with a basic theory of physics about sound: sound is produced through vibrations that propagate. Instead of making these vibrations by banging sticks on the membrane as is usual, Naoto swipes the cymbal on the surface of the snare to produce a sound that is almost unheard of from a drum set. Besides swiping, the sound is also produced by Naoto by blowing the membrane strings so that it produces a buzz that fills all corners of the room.

Naoto Yamagishi
Naoto Yamagishi adalah seorang drummer dan pemain perkusi, lahir di Saitama, Jepang. Naoto melakukan pencarian musik sebelum kata dan konsepnya secara resmi didefinisikan. Musik yang bebas dari batasan bentuk, menjelajah di antara tempat-tempat dengan gerakan yang mengalir dan suara yang berasal dari kehidupan sehari-hari – ritme, bunyi merdu dan ruang. Proyek utamanya termasuk ‘Shoju’ (松樹)’ dengan pembuat kaligrafi asal Jepang Setsuhi Shiraishi, dan seniman perangkai bunga Oshun Tsukagoshi dan pemain Biwa Rie Fujitaka, ‘En Route’ dengan pelukis Akiko Ueda, dan usva dengan Lauri Hyvärinen & Jone Takamäki (Finlandia) dan lainnya. Naoto telah melakukan tur di Jepang, Eropa, Australia, Kanada, Taiwan dan Indonesia. Ia juga tampil di festival seperti HORS PISTES TOKYO 2011 /HORS PISTES PARIS 2012, Varembert music festival 2011 (Caen, Prancis), (Regensburger, Jerman), Les art à Gahard 2013 (Gahard, Prancis), CLOCKSTOP FEST_NOCI 2015 (Noci, Italia), Himera festival 2015 (Turk, Finlandia), Jogja Noise Bombing 2019 (Jogjakarta, Indonesia).
Naoto Yamagishi is a drummer and percussionist, born in Saitama, Japan. Naoto is in search of music before its word and concept were formally defined. Music that is being freed from its formal constraints, travelling between places with flowing motions and sounds initiating from daily life – its rhythms, sonority and space. His major projects include ‘Shoju’ (松樹) with a Japanese calligrapher Setsuhi Shiraishi, an Ikebana flower arrangement artist Oshun Tsukagoshi and Biwa player Rie Fujitaka, ‘En Route’ with a painter Akiko Ueda, and usva with Lauri Hyvärinen & Jone Takamäki (Finland) and more. Naoto has toured in Japan, Europe, Australia, Canada, Taiwan and Indonesia. He has performed in festivals such as HORS PISTES TOKYO 2011/HORS PISTES PARIS 2012, Varembert music festival 2011 (Caen, France), Regensburger Tanztage 2011 (Regensburger, Germany), Les art à Gahard 2013 (Gahard, France), CLOCKSTOP FEST_NOCI 2015 (Noci, Italy), Himera festival 2015 (Turk, Finland), Jogja Noise Bombing 2019 (Jogjakarta, Indonesia).